-----

FILOSOFI : PERANCANGAN PERKANTORAN PADA ASPEK ARSITEKTUR

2.7. FILOSOFI KANTOR PUSAT PT A
§sangat erat dengan proses ekonomi yakni mencari keuntungan
§informatif
§bersahabat/akrab
§mudah
§fleksibel
§modern
§keleluasaan gerak
§suasana bersifat formal namun diwaktu lain juga informal/santai
§berhubungan dengan pekerjaan administrasi dan organisasi.
2.8. PERANCANGAN PERKANTORAN PADA ASPEK ARSITEKTUR
Prinsip Perancangan:  Proporsi, Keseimbangan (balance), Irama (rhythm)a. 
1. 
2.9. PERANCANGAN PERKANTORAN PADA ASPEK UTILITAS: 2.9.1. SANITASI
.

.
2.9.2. PENCEGAHAN DAN PEMADAM KEBAKARAN SERTA KONDISI DARURAT LAIN
Pentingnya usaha penyelamatan dari keadaan darurat mempengaruhi penentuan bidang-bidang penutup suatu gedung perkantoran. Pada bangunan bertingkat lebih dari dua lantai, jarak lantai dari setiap titik pada lantai tempat bekerja ke tangga darurat ditentukan tidak lebih dari 30 meter. Alternatif lain untuk keadaan darurat di setiap lantai pun hendaknya disediakan juga. Setiap ruangan hendaknya mempunyai jalan langsung menuju ke tempat-tempat penyelamatan darurat baik untuk bangunan bertingkat atau bangunan satu lantai.
Keadaan darurat karena kebakaran, membutuhkan sistem pemadam kebakaran. Sistem ini dapat menggunakan cara otomatis atau menggunakan tabung pemadam yang dioperasikan secara manual. Untuk perkantoran atau bangunan lain yang besar atau berlantai banyak biasanya menggunakan sistem pemadam kebakaran secara otomatis dengan deteksi panas atau asap. Sedangkan untuk bangunan yang tidak terlalu besar biasanya menggunakan tabung pemadam atau selang pemadam yang ditempatkan di daerah strategis yang dapat dilihat dan dicapai dengan mudah. Alat pemadam tersebut diletakkan di beberapa tempat sehingga dapat dijangkau dari tempat kebakaran dengan mudah, dengan diberi warna yang mencolok, misalnya merah atau oranye, agar mudah dikenali.
2.9.3. 
 JARINGAN DISTRIBUSI LISTRIK, TELEPON DAN DATA
Setiap ruang kerja hendaknya dekat dengan stop-kontak untuk listrik, telepon, dan jaringan ke komputer pusat (server). Karena jumlah kebutuhan sambungan yang tepat tidak dapat diramalkan sebelumnya, sebaiknya disediakan jaringan/instalasi di mana setiap tempat kerja dapat dengan mudah mendapat sambungan keluar yang tidak membahayakan, dan kabel-kabelnya cukup longgar sehingga lebih mudah untuk dipindah atau diatur.
2.9.4. PENCAHAYAAN
Pencahayaan merupakan unsur yang memegang peranan penting dalam perkantoran. Dalam hal ini dibutuhkan perhatian terhadap efek cahaya dan warna ruang agar berfungsi sebagaimana tujuannya juga mempunyai nilai seni. Pencahayaan dibedakan menjadi pencahayaan alami dan buatan.


2.9.5. PENGHAWAAN BUATAN: lingkungan udara ruang yang nyaman (thermal comfort)

Teori Perpindahan Panas: Konduksi, Konveksi,  Evaporasi,  Radiasi

Jenis-Jenis Sistim AC
a. Self Contained Unit
Digunakan pada ruang kecil atau terbatas, semua unit berada pada satu bagian
b. Split (terpisah)
Digunakan pada ruang-ruang yang terpisah lokasinya atau mempunyai lokasi penghunian terpisah. Dapat terdiri dari dua bagian atau lebih (kondensor unit atau sisi panas terpisah dengan evaporator unit atau sisi dalam)
c. Central
Digunakan untuk ruang besar atau bangunan tinggi dan bangunan yang memerlukan pengkondisian udara dalam jumlah besar. Kapasitas mesin lebih besar dari 3 pk, terdiri dari: mesin pendingin (refrigerator unit)/chiller; unit pengolah udara (A.H.U.); cerobong udara (ducting); dan diffuser.
Dalam pemilihan pemakaian AC yang perlu diperhatikan adalah kapasitas mesin sekecil mungkin dengan pengoperasian yang sesingkat mungkin. Untuk itu harus memperhatikan hal-hal berikut: pemilihan sistem AC yang tepat; mempertimbangkan keterkaitan antara bentuk arsitektural dengan instalasi AC yang dipakai; mempertimbangkan bahan bangunan yang dipakai; memberikan alternatif penghematan energi dengan menggunakan sistim komputer atau otomatis.
.
2.9.6. PENGHAWAAN ALAMI
Penghawaan alami sangat diperlukan bagi suatu bangunan beserta para pengguna bangunan tersebut, karena selain pertimbangan efisiensi, juga kualitasnya masih jauh lebih baik dibandingkan dengan penghawaan buatan. Hal-hal yang alami memang sangat dibutuhkan untuk manusia pada saat ini, termasuk dalam melakukan aktifitasnya dalam suatu bangunan perkantoran. Adapun hal-hal yang sangat berkaitan dengan penghawaan alami adalah:
-Pencahayaan
Yaitu kebutuhan penerangan pada suatu ruang yang kita buat, terutama untuk pemanfaatan penerangan dari cahaya alami, karena berhubungan dengan pembukaan.
-Kelembaban
Yaitu banyaknya uap air pada udara dalam ruangan.
-Luas bukaan
Bukaan pada ruangan yang memungkinkan adanya pergantian udara, dan masuknya cahaya. Bukaan dapat berupa pintu, jendela, jalusi, lubang angin atau lostos atau lupangan, dan lubang-lubang lain yang mungkin ada pada suatu ruangan.
Dalam perencanaan bangunan dihindari suatu ruang yang gelap dan pengap sehingga perlu adanya suatu penghawaan alami. Untuk itu perlu adanya penyelesaian dalam perencanaan yang baik dan sesuai dengan yang dibutuhkan serta semaksimal mungkin menggunakan sumber daya yang ada dari alam yang memang telah tersedia untuk kebutuhan manusia.
Pada kenyataannya, saat ini sulit didapatkan ruang terbuka yang cukup, terutama di kota besar atau daerah industri, untuk mendapatkan tangkapan udara segar agar dapat masuk ke dalam ruangan, karena semua lahan telah yang ada dimanfaatkan untuk bangunan, atau ruang tertutup. Apalagi adanya polusi udara pada daerah tempat bangunan itu berada. Untuk itu pemanfaatan lahan yang sempit untuk penghawaan alami sangat penting untuk dipikirkan dan diteliti agar dapat membantu kita dalam membuat desain bangunan arsitektur yang bagus dengan kenyamanan yang terjamin. Atau bagaimana memanfaatkan atau mengolah udara yang telah kotor dan berdebu sehingga masih dapat dimanfaatkan untuk penghawaan alami. Karena bagaimanapun juga dalam suatu ruangan yang misalnya telah menggunakan penghawaan buatan, masih tetap memerlukan pergantian udara.
Pemberian Bukaan pada Atap
Salah satu cara untuk mendapatkan penghawaan alami adalah dengan membuat bukaan pada atap yang kita buat. Untuk membuat bukaan pada atap ada banyak cara yang dapat kita gunakan, antara lain adalah seperti pada gambar-gambar berikut ini.



Pemberian Bukaan di Tengah Bangunan
Dalam suatu bangunan di lingkungan yang produktif dimana lahan menjadi sangat mahal, sering semua tempat yang ada dipenuhi untuk bangunan demi efisiensi, demikian juga biaya untuk bangunan bertingkat sangat tinggi. Untuk dapat memanfaatkan sedikit lahan terbuka yang dapat digunakan pada seluruh ruangan yang ada, kita dapat membuat lahan terbuka di tengah-tengah bangunan. Dengan bukaan yang ada di tengah, maka dapat dimanfaatkan pada semua ruangan yang berada di kanan dan di kiri lahan terbuka tersebut.


Dinding Bernafas dan Pengarahan Aliran Udara
Yang dimaksud dinding bernafas adalah dinding pembatas yang mempunyai lubang-lubang sehingga memungkinkan adanya aliran udara. Dinding bernafas sangat penting sebagai salah satu cara untuk mendapatkan adanya pergantian udara demi kenyamanan pada ruangan. Untuk mengarahkan aliran udara atau membelokkan arah angin, perlu memanfaatkan adanya perbedaan tekanan udara, yaitu dengan pemberian vegetasi atau dinding.
Pada daerah ini cenderung gelap dan pengap, maka untuk menyelesaikannya perlu dibuat dinding bernafas (dinding yang mempunyai banyak lubang-lubang), dan pembelokan aliran angin.


Lubang Angin
Lubang angin sudah sangat umum dipakai pada bangunan sebagai sarana untuk pergantian udara. Bahkan lubang ini juga sering dimanfaatkan untuk estetika, mendampingi pintu dan jendela.
Salah satu bentuk lubang angin adalah lostos atau lupangan, yang biasanya diletakkan di atas pintu atau jendela. Selain untuk keindahan, lubang ini dapat memasukkan atau mengeluarkan udara alami, sehingga ruangan yang ada di dalamnya menjadi segar dan sehat.
Mengatur Arah Angin
Salah satu cara yang paling mudah untuk mendapatkan aliran udara di dalam bangunan kita adalah dengan membuka dinding ke arah angin datang. Dalam keadaan demikian maka kita tinggal mengatur besar kecilnya pembukaan untuk mengalirkan udara ke dalam bangunan sehingga kita bisa mendapatkan tingkat kenyamanan yang sesuai dengan keinginan kita.
Tetapi adakalanya kita terpaksa menutup dinding ke arah datangnya angin. Dalam hal demikian maka kita bisa mengupayakan agar angin tersebut berbelok dari samping bangunan dan barulah kemudian kita masukkan ke dalam ruang-ruang dalam bangunan itu.
Memperlambat Kecepatan Angin
Angin yang terlalu kencang masuk ke dalam bangunan kita tentu saja akan terasa kurang nyaman bagi kita. Untuk itu kita dapat memperlambat kecepatan angin yang dimaksud dengan cara memasang tabir-perlambatan.
Ventilasi Silang
Oleh Texas Engineering Experiment Station, telah dilakukan penelitian tentang ventilasi silang dengan hasil sebagai gambar-gambar di bawah ini: [17]
a. Tak ada arus, karena tak ada jalan keluar.
b. Lubang keluar sama luas dengan lubang masuk. Arus ventilasi yang terjadi baik untuk daerah kedudukan tubuh manusia. Lebih baik bila lubang keluar diperluas lagi.
c. Lubang masuk tinggi lubang keluar rendah, tidak baik, karena menimbulkan daerah udara-mati di bawah lubang masuk, yang justru merupakan tempat yang balk dan dibutuhkan oleh tubuh manusia.

d. Lubang-lubang luas, ventilasi baik sekali.
Penambahan lubang keluar, memperbaiki situasi pada daerah tubuh manusia.
e. Pada lubang masuk diberikan semacam overstek dan angin langsung keluar lewat lubang sisi keluar.
f. Pada sisi keluar ditambahkan satu lubang di bagian bawah, dan terjadilah perbaikan aliran udara pada daerah tubuh manusia.

g. Dengan melepas sedikit overstek, aliran udara menjadi lebih baik lagi.

h. Dengan kasa-kasa ventilasi dapat lebih diperbaiki lagi.
Secara umum dapatlah disebutkan bahwa kecepatan aliran udara di dalam bangunan ditentukan antara lain oleh perbandingan besarnya lubang keluar terhadap lubang masuk. Makin besar angka perbandingan ini, semakin cepat aliran udara terjadi di dalam bangunan. Tentu saja juga harus dihindarkan adanya aliran yang terlalu keras karena hal demikian akan merupakan gangguan terhadap fungsi dan kenyamanan tubuh kita.
.
Mengatur Lubang Masuk dan Keluar
Untuk mendapatkan manfaat yang diinginkan, kita dapat melakukan usaha-usaha mengatur aliran udara di dalam bangunan dengan jalan mengatur lubang masuk dan lubang keluar di dalam bangunan.
Prinsip utama adalah harus ada lubang masuk dan harus ada lubang keluar, agar terjadi ventilasi silang. Bentuk-bentuk lubang masuk dan lubang keluar dapat mengatur arah aliran udara di dalam bangunan.
Letak jendela atas (klerestori) terhadap arah datangnya angin, dapat mempengaruhi arah aliran udara di dalam bangunan. Klerestori menghadap arah datangnya angin. Karena adanya aliran udara luar yang kencang, udara di dalam bangunan pada daerah jendela atas terhisap keluar, sehingga terjadi aliran udara keluar dari bangunan. Sebaliknya, dengan klerestori yang membelakangi arah datangnya angin, terjadi aliran udara dari luar jendela atas ke dalam bangunan.
.
2.9.7. AKUSTIK
Kebisingan merupakan masalah yang juga harus diperhatikan dalam bangunan perkantoran. Hal ini berkaitan dengan kenyamanan penghuni di dalam ruangan/bangunan itu sendiri. Untuk mengatasi kebisingan dari suara kendaraan atau suara mesin pabrik di sekitar bangunan, dapat dilakukan dengan pemberian vegetasi di depan ruang, penteksturan dinding dengan celah-celah yang agak besar agar suara tersebut bisa di netralisir pada celah-celah tersebut.
Bangunan paling atas atau paling jauh dari sumber bunyi, tingkat kebisingannya semakin berkurang dibanding bangunan pada lantai bawah atau yang lebih dekat dengan sumber bunyi. Bunyi yang disebabkan oleh angin sangat berbeda, misalnya pada pagi hari angin turun, sedangkan pada malam hari angin naik. [18]Hal lain yang perlu diperhatikan untuk mengatasi kebisingan dalam perencanaan bangunan adalah bahwa hal tersebut dapat berpengaruh pada bentuk masa atau tatanan massa yang berbeda.
Contoh pengaruh kebisingan pada bentuk massa adalah seperti gambar-gambar berikut ini.

Gambar-gambar berikut ini adalah contoh pengaruh kebisingan pada tatanan massa.
.
2.10. PERANCANGAN PERKANTORAN PADA ASPEK STRUKTUR
Menurut Erns Neufert bahwa, ada tiga elemen konstruksi yang mempengaruhi pola tata letak perkantoran, yakni: modul dinding penyekat, langit-langit, dan jendela. Untuk ini ada dua pilihan, yaitu dengan memadukan keseluruhan modul secara lengkap atau sebaliknya menghindari ketetapan modul yang ada. [19]
Pengujian terhadap berbagai denah perkantoran adalah bagaimana sebaiknya suatu tingkatan ukuran-ukuran ruang kecil dapat disediakan (ukuran terkecil 7,4 m2). Bentang lebar ruang tunggal sebaiknya tidak lebih 6.000 m2, karena nantinya akan terbentuk ruang-ruang yang tidak bermanfaat di balik setiap ruang tersebut.
Mario Salvadori dan Matthys Levy, menjelaskan bahwa tujuan utama dari suatu struktur adalah untuk melingkupi atau membatasi suatu ruangan. Pertama-tama struktur dipengaruhi oleh beratnya sendiri yaitu beban mati, dan yang kedua adalah beban-beban akibat dari gaya-gaya atau kondisi-kondisi alam lainnya (seperti angin dan hujan, gempa bumi, atau perbedaan temperatur) dan oleh beban-beban yang terjadi dari pemakaian ruangan (seperti manusia, perabot, mesin dan lain-lain), disebut beban hidup.[20]Elemen dasar struktur dan pemasangannya dapat dibedakan menjadi struktur kolom dan balok, struktur rangka/frame/portal, struktur rangka batang, struktur pelengkung, struktur plat satu arah dengan dua arah, struktur dinding (sheer wall, bata), struktur kubah/dome, struktur cangkang, struktur kabel. Dan yang menjadi parameter dalam pemilihan dan disain struktur adalah pertama kestabilan, keseimbangan, dan kekuatan, kedua fungsi dan estetikanya, dan yang ketiga adalah perhitungan ekonomis[21]Heinz Frick dan LMF. Purwanto, membagi sistem struktur menjadi [22]
1. Struktur kabel dan balon yang hanya mengalami gaya tarik
Yakni menggunakan bahan yang lentur (kabel), tenda (jaringan kabel), atau yang elastis (balon) untuk gaya tarik saja.
2. Struktur rangka batang dalam bidang maupun dalam ruang
Struktur batang yang hanya menerima gaya tekan atau gaya tarik saja karena penampang lintang terbatas. Yang termasuk kelompok ini antara lain rangka batang yang datar, rangka batang yang dilipat, dan rangka batang dalam ruang.
3. Struktur bangunan berbentuk balok, pelat dinding, dan portal
Bidang struktur bangunan yang berdiri tegak dalam bentuk balok, pelat dinding atau portal dan yang menerima gaya dalam arah bidang saja. Yang termasuk kelompok ini antara lain balok tunggal, pelat dinding, pelat portal.
4. Struktur bangunan pelat lantai, pelat lipat, dan cangkang
Yaitu struktur bangunan berbentuk pelat yang berbaring dan yang menerima beban dalam arah sejajar maupun berlawanan arah bidang tersebut.
5. Struktur bangunan vertikal dan gaya tekan
Struktur bangunan yang kaku dan kukuh dengan menerima beban vertikal dengan perhatian atas gaya geser, puntir dan tekukan maupun momen jepitan dan sebagainya. Yang termasuk kelompok ini antara lain struktur dengan gaya tekan, struktur dengan gaya geser, dan struktur dengan gaya puntir.
Struktur bangunan berpengaruh pada masalah teknik dan estetika termasuk pembentukan ruang. Persoalan teknik adalah kekokohan gedung terhadap pengaruh luar maupun beban sendirinya yang bisa mengakibatkan perubahan bentuk atau bahkan robohnya gedung. Persoalan estetika merupakan persoalan arsitektur yang agak sulit ditentukan yaitu keindahan gedung secara keseluruhan, serta kualitas arsitektur. Struktur akan menentukan pembagian ruang-ruang dalam bangunan dan juga membentuk ruang luar dan ruang dalam.
Bahan struktur utama menggunakan beton bertulang, sehingga dapat menggunakan besi beton polos dan besi ulir hasil produksi sendiri, sedangkan cor betonnya dilakukan dengan pemilihan bahan di pasaran. Untuk bahan finishing digunakan bahan yang selain estetis namun juga paling tidak berfungsi untuk keawetan sistem struktur utama (pelindung).



12catatan kuliah, 2002
13Catatan kuliah, 2000
14 Bambang Adhiono, Memasukkan Unsur Terang Langit, ASRI, Edisi 1 s.d. 31 Desember, Jakarta, 1987.
15Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara, Cetakan keenam, PT Pradnya Paramita, Jakarta, 2002
16Raldi Artono Koestoer, Dr. Ir. Perpindahan Kalor, Salemba Teknika, Jakarta, 2002.
17Setyo Soetiadji S Ir., Anatomi Utilitas. Jambatan, Jakarta, 1986.
18Leslie L. Doelle & Lea Prasetio, Akustik Lingkungan. Erlangga, Jakarta, 1986.
19Erns Newfert, op.cit
20 Mario Salvadori dan Matthys Levy, Disain Struktur dalam Arsitektur, Erlangga, Jakarta, 1986.
21 Catatan kuliah, 2000
22Heinz Frick dan LMF. Purwanto, Seri Konstruksi Arsitektur, 1: Sistem Bentuk Struktur Bangunan: Dasar-Dasar Konstruksi Dalam Arsitektur, Kanisius, Soegijapranata University Press, Semarang, 1998.

Share ke : _

0 komentar:

Posting Komentar

 
© 2011 Terus Belajar Berbagi Kebaikan | www.jayasteel.com | Suwur | Pagar Omasae | Facebook | Rumah Suwur