Mahasiswa
Usia seorang mahasiswa antara 17 – 24 tahun. Minat, buku, pesta dan cinta. Mahasiswa adalah individu-individu yang sedang tumbuh-tumbuhnya, misalnya dalam aspek mental. Daya kritik, semangat bereksperimen, dorongan ingin tahu, secara potensial ada dalam diri mereka.
Dari segi sosial, masa-masa ini juga memegang peranan penting. Inilah saat yang tepat untuk mempraktekkan keterampilan social yang selama ini sudah dikembangkan. Minat untuk berorganisasi, berhubungan dengan orang lain, berkembang pesat.
Segi emosional pun perlu mendapat perhatian. Masa-masa ini masih dipenuhi dengan gejolak-gejolak emosi yang meledak-ledak. Tekanan-tekanan terkadang belum tertahankan. Hal ini dapat dimengerti. Bukankah mahasiswa sedang belajar menjadi dewasa?
Walaupun tubuh sudah berkembang secara optimal, namun aspek fisik perlu mendapat perhatian. Perlu ada kesempatan untuk berolah raga.
Tempat tinggal mahasiswa, apakah itu asrama atau rumah kos yang dapat berfungsi secara optimal, tentunya adalah tempat yang memenuhi syarat agar keempat aspek di atas dapat berkembang dengan baik.
Privacy
Terpisah-pisahnya tempat tidur dan tempat menyimpan barang-barang pribadi tentunya merupakan persyaratan mutlak untuk menunjang privacy.
Sebuah kamar yang memberi kesempatan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang “sendiri” ini akan menunjang perkembangan jiwa.
Tidak berarti bahwa kamar harus dihuni oleh satu orang saja. Keinginan berteman, rasa ketergantungan yang dibawa dari rumah, keinginan untuk berbagi, dapat dipenuhi oleh teman sekamar.
Hasrat Berkumpul
Ciri khas kehidupan mahasiswa adalah semangatnya untuk berkumpul, baik dalam kegiatan makan bersama atau belajar bersama.
Sebuah ruang serbaguna di rumah kos perlu diadakan untuk memenuhi kebutuhan ini. Ruang ini bias digunakan untuk bermain tenis meja, belajar bersama, makan, tempat menerima tamu bahkan garasi motor di malam hari.
Hasrat Mandi
Jam masuk kuliah biasanya seragam. Demikian pula kegiatan mahasiswa di sore hari mengikuti pola tingkah laku yang sama. Mereka mandi pada waktu yang hampir bersamaan. Itulah sebabnya, kamar mandi yang berukuran kecil tetapi banyak, terkesan lebih sesuai untuk sebuah rumah kos
Kitchenette
Walaupun sekedar super mie atau telor mata sapi, kegiatan memasak sendiri di luar rutinitas rantangan jajanan, atau masakan tante kos, memberi rasa bebas pada individu, selain mengingatkan pada suasana rumah. Konfliknya adalah antara kebebasan mahasiswa dan kesadaran untuk tidak mengambil/ menggunakan bahan-bahan makanan pribadi induk semang.
Kitchenette yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab mahasiswa sendiri, merupakan jalan keluar yang baik.
Pintu Masuk
Pintu masuk yang terpisah tanpa harus melangkahi anggota keluarga induk semang yang sedang menonton TV, merupakan suatu keharusan, bila menginginkan hubungan yang harmonis antara induk semang dan mahasiswa.
Namun hal ini tidak berarti bahwa pintu masuk ini harus benar-benar pribadi dan terpisah, tidak diawasi oleh induk semang. Justru pengawasan yang “dari jauh” tetapi “waspada” ini disukai oleh orangtua mahasiswa yang menitipkan anak. Demikian pula, perlu dipikirkan mengenai faktor keamanan orang keluar masuk.
Cuci Jemur
Persoalan menjemur barang-barang pribadi, seperti pakaian dalam, bantal, guling sering mengganggu.
Papan Komunikasi
Masalah komunikasi yang tampak sepele, bila diperhatikan, sering dirasakan sangat menguntungkan mahasiswa. Pesan-pesan yang dating, apakah itu melalui teman yang berkunjung atau telepon, sering tidak disampaikan karena terbatasnya sarana. Bila disediakan papan, yang selalu lengkap dengan alat tulisnya, maka pesan-pesan yang simpang siur tentu akan sampai secara lebih sempurna.
0 komentar:
Posting Komentar