-----

Cangkir-Cangkir Nona Maple

Nona Maple sudah sangat tua dan sedikit pelupa. Ia memiliki seperangkat tempat minum teh. Perangkat itu terdiri dari sebuah teko antik warna putih dan lima cangkir antik cantik warna warni. Pada setiap hari Minggu sore, selama bertahun-tahun, Nona Maple selalu mengundang teman-temannya untuk minum teh bersama.

Nyonya Graham tua selalu menggunakan cangkir berwarna kuning. Itu warna kesukaannya, Nyonya Rickity selalu memilih cangkir merah karena mawar merah adalah bunga favoritnya. Nona Teapot yang suka bercanda sangat suka cangkir biru, seperti warna langit di musim panas. Lalu Nyonya Lovely yang

cantik dan suka berkebun,menggunakan cangkir hijau. Nona Maple menggunakan cangkir oranye karena hanya itu yang tersisa.

Lalu sesuatu terjadi! Suatu pagi, Nona Maple bermaksud membersihkan cangkir-cangkir itu. Tiba-tiba seekor kucing berlari masuk ke dapur. Ia menyenggol tangan Nona Maple dan …PRAAANG!

"Aduh! Cangkir-cangkirku yang malang!" seru Nona Maple. Cangkircangkir dan tekonya berserakan di atas lantai. Untungnya tidak ada satu pun cangkir maupun teko yang pecah. Semua hanya retak-retak.

Dengan panik Nona Maple membawa cangkir-cangkir kesayangannya ke toko keramik Tuan Wickedy.

"Apakah ini bisa diperbaiki?" tanya Nona Maple dengan nada sedih.

"Oh tentu saja bisa!" jawab Tuan Wickedy. Nona Maple sangat gembira.

Pada suatu hari, Tuan Wickedy sibuk memperbaiki cangkir-cangkir Nona Maple. Saat itu datanglah Tuan Cerloved seorang kolektor keramik antik. Ketika melihat cangkir-cangkir Nona Maple, ia menjadi sangat tertarik.

Dengan mimik serius Tuan Cerloved mengamati cangkir merah yang sudah diperbaiki. Dirabanya, diperhatikan dengan teliti lalu diarahkannya ke arah sinar matahari yang menerobos masuk lewat kaca jendela.

"Woow indah sekali!" serunya. "Berapa harganya?" tanya Tuan Cerloved.

"Oh tidak, ini tidak untuk dijual," jawab Tuan Mickedy.

"Sayang sekali, padahal ini cangkir antik yang sangat indah." Tuan Cerloved lalu menawar dengan harga yang cukup tinggi. Namun, belum cukup tinggi untuk Tuan Wickedy yang serakah.

"Maaf Tuan Cerloved. Tapi mungkin lain kali Anda dapat membelinya dengan tawaran yang lebih tinggi," ujar Tuan Wickedy.

"Baiklah, saya akan datang lagi lain kali," janji Tuan Cervoled.

Hari Sabtu pagi Nona Maple berkunjung ke toko keramik Tuan Wickedy untuk mengambil kembali cangkir-cangkirnya. Tapi Tuan Wickedy memberikan kepadanya cangkir-cangkir biasa yang sama persis.

Tanpa curiga Nona Maple membawa pulang cangkir-cangkir palsu itu.

Lalu minum teh yang menyenangkan tiba. Seperti biasa, keempat teman Nona Maple berkumpul. Nona Maple menceritakan apa yang menimpa cangkircangkir kesayangannya. "Oh, beruntung sekali cangkir-cangkir itu tidak pecah!" seru nona Teapot diikuti ketiga teman yang lain.

"Ooo, ini bukan cangkir yang biasa aku gunakan!" seru Nona Teapot nyaring." Lihat! Warna birunya tidak sama. Tidak seperti warna langit di musim panas. Perhatikan juga cangkir-cangkir kalian. Apa ada perbedaan?"

Nyonya Graham, Nona Maple, Nyonya Rickety, dan Nyonya Lovely memerhatikan cangkir mereka masing-masing. Cangkir kuning warnanya sedikit muda, yang warna merah, mendekati ungu, yang hijau terlalu gelap. Cangkir yang warna oranye memiliki sedikit bintik putih.

"Cangkir-cangkirmu telah tertukar, Maple!" ujar Nyonya Graham.

Keesokan harinya, Nona Maple kembali menemui Tuan Wickedy. Ia menjelaskan bahwa cangkir-cangkirnya telah tertukar. Namun… "Itu cangkir-cangkir yang sama dengan yang nona berikan pada saya," ujar Tuan Wickedy tidak mau mengaku.

Nona Maple pun pulang. Namun, sebelumnya sekilas ia melihat cangkir-cangkirnya berada di atas rak keramik antik, dengan tulisan 'dijual'.

Nona Maple menceritakan kejadian itu pada Nyonya Graham. "Tuan Wickedy telah menukar cangkir-cangkirmu. Kita harus menukarnya kembali," jawab Nyonya Graham. Ia mendapat ide untuk menukar cangkir-cangkir itu kembali tanpa setahu Tuan Wickedy.

Rencana pun dijalankan. Selasa pagi, Nona Teapot datang berkunjung ke toko keramik. Ia melihat-lihat isi toko lalu mengajak Tuan Wickedy berbasa-basi sebentar. Saat itu, Nyonya Graham menyelinap menuju rak keramik antik. Ia memasukkan cangkir biru dan kuning ke dalam keranjang belanjaannya. Lalu meletakkan yang palsu di rak.

Setelah Nona Teapot pulang, giliran Nyonya Graham mengajak Tuan Wickedy bergosip. Pada saat itu, Nyonya Lovely menukar cangkir hijau dan oranye, yang asli ia masukkan dalam tas rajutannya. Lalu berganti lagi, Nyonya Lovely berusaha membuat sibuk Tuan Wickedy. Sementara Nyonya Rickety menukar cangkir merah dan tekonya. Akhirnya, semua cangkir antik Nona Maple bisa kembali.

Beberapa hari kemudian, Tuan Cerloved datang dan bermaksud membeli cangkir-cangkir antik itu dengan harga yang sangat tinggi. Tuan Wickedy sangat senang. Ia segera memberikan cangkir-cangkir itu pada Tuan Cerloved.

"Hah!" seru Tuan Cerloved tiba-tiba, yang membuat Tuan Wickedy kaget.

"Ini bukan cangkir yang sama yang kulihat kemarin. Ini cangkir biasa. Apa Tuan mau membohongi saya?!" teriak Tuan Cerloved marah. "Saya tidak akan membeli di toko Anda lagi!" serunya sambil berlari keluar tanpa memedulikan panggilan Tuan Wickedy.

Tuan Wickedy lalu mengamati cangkir-cangkir itu dengan teliti. Sadarlah ia kalau cangkir-cangkir itu telah ditukar kembali, yang ada di tangannya sekarang adalah cangkir -cangkir buatannya sendiri. (Nur Adi Cahyaning)

Sumber: Bobo, No. 44 Tahun XXXIV, 18 Februari 2007

Dari Buku Sekolah

Terima kasih

Share ke : _

0 komentar:

Posting Komentar

 
© 2011 Terus Belajar Berbagi Kebaikan | www.jayasteel.com | Suwur | Pagar Omasae | Facebook | Rumah Suwur