-----

Karakteristik Perusahaan, Jenis-jenis Perusahaan, dan Jenis-jenis Organisasi Perusahaan

Coat Dress
Karakteristik Perusahaan
Secara umum perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki sumber daya (input) seperti bahan baku dan tenaga kerja diproses untuk menghasilkan barang atau jasa (output) yang akan dijual kepada pelanggan.
Pelanggan perusahaan dapat berupa individu atau perusahaan lain yang membeli barang atau jasa yang ditukar dengan uang atau barang lain yang berharga.
Tujuan perusahaan umumnya adalah untuk mendapatkan laba tetapi ada juga perusahaan yang mempunyai tujuan untuk kemaslahatan bagi masyarakat. Perusahaan yang mempunyai tujuan bukan untuk mendapatkan laba disebut perusahaan nirlaba.
.
1. Jenis-jenis Perusahaan
Berdasarkan karakteristik jenis usahanya, perusahaan diklasifikasikan menjadi tiga yaitu perusahaan jasa, perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur.
a. Perusahaan jasa adalah perusahaan yang menghasilkan jasa dan bukan barang atau produk untuk pelanggan. Berikut contoh nama perusahaan jasa dan jenis jasa yang ditawarkan kepada pelanggan.
Perusahaan jasa adalah perusahaan yang menghasilkan jasa dan bukan barang atau produk untuk pelanggan.b. Perusahaan Dagang merupakan perusahaan yang kegiatan usahanya adalah membeli barang dagangan dari pemasok (supplier) kemudian menjual kembali kepada pelanggan. Berikut contoh nama perusahaan dagang dan jenis produk yang ditawarkan kepada pelanggan.
Perusahaan Dagang adalah perusahaan yang kegiatan usahanya adalah membeli barang dagangan dari pemasok (supplier) kemudian menjual kembali kepada pelanggan
c. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang kegiatan usahanya adalah membeli bahan baku (input) kemudian mengubahnya menjadi barang yang dijual kepada pelanggan. Berikut contoh nama perusahaan manufaktur dan jenis produk yang ditawarkannya.
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatan usahanya adalah membeli bahan baku (input) kemudian mengubahnya menjadi barang yang dijual kepada pelanggan  badan hukumnya, yaitu perusahaan perseorangan, perusahaan persekutuan dan perusahaan perseroan.
.
2. Jenis-jenis Organisasi Perusahaan
Selain terdapat beberapa jenis usaha pada suatu perusahaan......
SELENGKAPNYA......

.

Dasar kompetensi penjualan terbagi dalam 4 standar kompetensi yang harus dikuasai oleh Tenaga penjual

Pengertian kompetensi dapat dijelaskan secara seder-hana sebagai kemampuan manusia yang ditemukan dari praktek dunia nyata dapat digunakan untuk membedakan antara mereka yang sukses (‘superior’) dengan yang biasa-biasa saja di tempat kerja.

Kompetensi seseorang dapat ditunjukkan dengan hasil kerja atau karya, pengetahuan, keterampilan, perilaku, karakter, sikap, motivasi dan/atau bakatnya,berdasarkan hal tersebut Dasar kompetensi penjualan terbagi dalam 4 standar kompetensi yang harus dikuasai oleh Tenaga penjual yaitu :

1 Bekerjasama dengan kolega dan pelanggan yang dapat diimlementasikan dengan cara berkomunikasi di tempat kerja, memberikan layanan prima kepada pelanggan, bekerja dengan standar penampilan pribadi dan dapat bekerjasama dalam satu Tim 2 Bekerja dilingkungan sosial yang berbeda, yaitu bagaimana berkomunikasi dengan pelanggan dan kolega dan latar belakang yang berbeda, bagaimana menangani kesalahpahaman pelanggan dan kolega karena latar belakang yang berbeda.....

Majas dalam Puisi

Beberapa contoh majas yang ada dalam puisi adalah sebagai berikut.

a. Metafora, yakni pengungkapan yang mengandung makna secara tersirat untuk mengungkapkan acuan makna yang lain selain makna sebenarnya, misalnya, "cemara pun gugur daun" mengungkapkan makna“ketidakabadian kehidupan".
.
b. Metonimia, yakni pengungkapan dengan menggunakan suatu realitas tertentu, baik itu nama orang, benda, atau sesuatu yang lain untuk menampilkan makna-makna tertentu. Misalnya, "Hei! Jangan kaupatahkan kuntum bunga itu". "Kuntum bunga" di situ mewakili makna tentang remaja yang sedang tumbuh untuk mencapai cita-cita hidupnya.
.
c. Anafora, yakni pengulangan kata atau frase pada awal dua larik puisi secara berurutan untuk penekanan atau keefektifan bahasa. Misalnya, terdapat dalam salah satu puisi Sapardi Djoko Damono berikut.
      Kita tinggalkan kota ini, ketika menyeberang sungai terasa waktu masih mengalir di luar diri kita. Awas, jangan menoleh, tak ada yang memerlukan kita lagi tak ada yang memanggil kembali.
d. Oksimoron, yaitu majas yang menggunakan penggabungan kata yang sebenarnya acuan maknanya bertentangan. Misalnya, pada salah satu puisi Sapardi Djoko Damono berikut.
      Begini: kita mesti berpisah. Sebab Sudah terlampau lama bercinta _______________________________
      Sumber: Buku Sekolah
Mengenal Jenis-Jenis Puisi Ditinjau dari bentuk dan isinya

ENTREPRENEURSHIP TEST

PERTANYAAN:
1. Bagaimana cara anda membaca dan memanfaatkan peluang bisnis yang ada dengan cara merealisasikannya dalam tindakan-tindakan yang bertujuan untuk menguntungkan perusahaan?
2. Bagaimana kepedulian anda terhadap hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan dan keinginan customer, sehingga dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan customer tersebut?
3.  Bagaimana cara anda menganalisa permasalahan dari berbagai sudut pandang dengan mempertimbangkan secara luas faktor-faktor internal dan eksternal dalam penyelesaian masalah, maupun menetapkan antisipasi ke depan?
4. Bagaimana cara anda untuk menentukan pilihan yang sesuai berdasarkan analisa, dengan data yang terbatas untuk memecahkan persoalan operasional sehari-hari?
5. Bagaimana cara anda menunjukkan usaha yang kuat dan mandiri untuk memenuhi target yang menantang dan mampu mengelola persoalan operasional sehari-hari?
6. Bagaimana cara anda untuk memotivasi dan mengembangkan kinerja bawahan agar dapat menyelesaikan tugasnya saat ini?
7. Bagaimana cara anda dapat memperoleh dan menggerakkan anak buah untuk menjalankan ide-idenya dalam rangka mencapai target unit kerja, dengan menggunakan gaya interpersonal yang sesuai dengan situasi yang dihadapi?
8. Bagaimana cara anda untuk dapat mengelola sumber daya yang ada dalam menyelesaikan pekerjaan guna mencapai target tertentu?
9. Bagaimana cara anda membangun dan membina hubungan dengan berbagai pihak yang relevan dengan kepentingan bisnis perusahaan, dengan tetap memperhatikan etika organisasi?
SELAMAT BEKERJA DAN SUKSES SELALU


 JAWABAN:
1. Memanfaatkan semua indra dan sumber daya serta sumber informasi baik dari dalam perusahaan, maupun dari luar perusahaan, dari buku maupun internet, dan sumber ilmu dan pengetahuan yang lain untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya demi kemajuan dan perbaikan perusahaan, baik dalam bentuk sistemnya, proses kerja perusahaan, maupun hal lain yang menunjang kegiatan perusahaan.
Memberitahukan hal-hal yang dapat mengganggu jalannya perusahaan dan hal-hal yang dapat meningkatkan kemajuan perusahaan, serta mengusulkan tindakan-tindakan yang lebih baik untuk perusahaan, setelah menganalisanya.
Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan, sehingga dapat membaca dan memanfaatkan peluang apapun dan bahkan memanfaatkan apapun yang ada untuk menjadi peluang serta mengoptimalkan peluang itu untuk keuntungan perusahaan.
2. Memperhatikan setiap informasi yang datang dari customer baik saat di lokasi perusahaan atau saat terjadi kontak lain baik di jam kerja atau dalam kesempatan apapun dan kapanpun, segera mengatasi dan memberikan solusi kepada customer, kemudian mencatat dan melaporkan kepada atasan mengenai hal yang penting, sehubungan dengan layanan terhadap konsumen serta hal lain yang menyangkut pemasaran dan proses perusahaan yang lain.
Memenuhi dan melayani segala kebutuhan dan keinginan customer secara langsung dan cepat sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang, dan jika perlu tindakan lain, maka diusulkan pada atasan, manajemen, atau pada saat rapat manajemen.
3. Setiap permasalahan tentu ada sebab dan ada jalan untuk mengatasi dan memperbaikinya. Kita harus mencari sumber masalah dan semua hal yang terkait dengan masalah itu, mencari sebanyak mungkin dan selengkap mungkin pengetahuan dan informasi serta catatan pengalaman baik dari diri sendiri atau orang lain dalam menghadapi masalah itu untuk diambil pelajaran, sehingga kita dapat menganalisa dengan sebaik mungkin, lalu mengatasi dan memecahkannya dengan sebaik mungkin.
Ada masalah yang dapat diselesaikan sendiri ada juga masalah yang harus dipecahkan bersama, atau diputuskan oleh yang lebih berwenang (atasan). Ada masalah yang bisa diatasi saat itu juga, ada masalah yang perlu waktu untuk bisa selesai. Yang penting jangan ada masalah yang terabaikan dan semua harus diselesaikan secepat mungkin dan sebaik mungkin.
Mencatat segala hal yang penting yang terkait dengan masalah itu, dari sumber hingga pemecahannya, sehingga kita dapat mengantisipasi jika ada masalah yang sama atau yang ada hubungannya dengan masalah itu. Menganalisa dan mengevaluasi perbaikan yang telah kita lakukan itu, dan mencari hal lain yang lebih baik, serta mendokumentasikannya. Melakukan tindakan pencegahan sesuai prosedur, dan menganalisa tindakan itu untuk mendapatkan yang lebih baik serta mendokumentasikannya.
4. Memperinci dan menganalisa setiap pilihan yang ada serta semua faktor-faktornya lalu memberikan penilaian pada setiap kemungkinan itu dengan memanfaatkan semua data yang ada serta mencoba memasukkan data lain yang mungkin, sehingga informasi yang kita dapat, selengkap mungkin, lalu kita bisa menentukan pilihan yang terbaik saat itu. Menganalisa dan menentukan pilihan itu harus dilakukan secepat mungkin dan melakukan tindakan dengan secepatnya pula, lalu mengevaluasi tindakan kita itu, dan membuat perbaikan dan persiapan antisipasi jika ada persoalan yang sama di waktu mendatang. Dalam memecahkan persoalan operasional harus semaksimal mungkin memanfaatkan sumber daya yang ada dan memaksimalkan cara dan sistem, dan terus-menerus melakukan perbaikan.
5. Kita harus menentukan target yang besar dan berusaha keras untuk mencapainya dengan mengelola hambatan yang ada dan menciptakan peluang untuk mencapai target yang lebih besar lagi. Dengan waktu yang terbatas, kita dapat memberikan hasil yang lebih besar dan lebih banyak dengan meningkatkan kemampuan kita, serta membuat dan menciptakan cara dan sistem yang lebih efektif dan efisien. Memanfaatkan peralatan yang ada, semaksimal mungkin, serta membuat alat, cara, dan sistem yang dapat memudahkan dan mempercepat kerja kita, serta membantu menjadi lebih baik, lebih benar dan lebih efektif. Jika kita punya tenaga yang membantu kita dalam memenuhi target dan tanggung jawab kita, maka kita harus melatih dia agar dapat melakukan tugas dengan lebih baik, lebih benar, lebih cepat dan lebih efektif. Semua hal itu dilakukan secara konsisten dan terus melakukan peningkatan.
6. Setiap bawahan kita harus tahu, bahwa hal yang paling berharga yang telah kita tukarkan dengan gaji yang diberikan perusahaan adalah waktu kita. Jadi manfaatkan waktu kita itu semaksimal mungkin dan seefektif mungkin untuk kemajuan kita bersama. Apakah kita bekerja dengan baik atau buruk, sama saja waktu yang telah kita berikan untuk perusahaan, maka bekerja sebaik mungkin agar perusahaan mendapat kemajuan yang maksimal, dan kemungkinan besar, kita juga mendapat imbalan yang lebih baik. Untuk mendapatkan produktifitas yang paling baik dan paling besar adalah dengan melakukan pekerjaan dengan cara yang paling baik dan paling benar. Memanfaatkan alat dan sistem yang paling efektif, yang sesuai dengan tugas yang diberikan. Setelah menguasai dan memanfaatkan semua tugas dengan benar, bukan hanya meningkatkan kemampuan pribadi, namun juga harus mampu menganalisa cara, alat dan sistem kerja dan mengusulkan yang lebih baik.
Dengan terus melakukan perbaikan dan kemajuan, maka kita juga akan mendapatkan kebaikan, dan akan lebih semangat untuk menjalani kegiatan kita sehari-hari. Tunjukkan tugas dan tanggung jawab bawahan kita secara jelas, tunjukkan kerja sama dan penghargaan secara jelas pula. Tugas ini adalah penting, yang menyelesaikan tugas itu, yakni bawahan kita, juga penting, dan patut mendapat terima kasih dari kita.
7. Kita harus menentukan tanggung jawab dan wewenang semua bawahan kita dengan jelas, terperinci dan fleksibel. Kita juga harus bisa mengukur dan mengetahui beban pekerjaan serta memperkirakan dengan tepat, waktu yang diperlukan dalam melakukan setiap pekerjaan. Kemudian memberikan tugas dan tanggung jawab pada anak buah dalam melaksanakan setiap ide dan target sesuai kemampuan dia, atau melatihnya agar dapat mencapai kemampuan dalam melaksanakan tugas itu, dan memberikan target hasil dan waktu penyelesaian secara jelas. Mengontrol, mengawasi, melatih, dan menunjukkan cara dan sistem yang paling baik dalam melaksanakan setiap tugas, dan menerima masukkan dari mereka untuk cara dan sistem kerja yang lebih baik. Mengajak mereka mengevaluasi kemampuan diri sendiri dan tim, cara kerja, peralatan, dan sistem, serta perbaikan dan pencegahan yang telah kita lakukan, untuk peningkatan produktifitas dan efektifitas kerja di waktu mendatang.
Sangat penting menghormati pendapat, ide dan masukan dari setiap orang, termasuk bawahan kita, dan memberikan kesempatan untuk mencoba dan bertanggung jawab atas pekerjaannya, namun tetap membantu dan mengarahkan pada cara dan sistem yang lebih baik, dalam suasana saling menghormati.
8. Penting sekali untuk mendata secara terperinci sumber daya yang kita punya, mencatat, dan menganalisanya, mulai dari kemampuan diri sendiri, kemampuan semua anak buah, peralatan yang ada, sistem yang ada, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, otomatisasi yang ada, kondisi lingkungan kerja, departemen lain yang terkait, perkembangan perusahaan, perkembangan teknologi, perkembangan lingkungan mikro dan makro, serta sumber informasi, lalu memanfaatkan segala hal itu, yang mungkin, untuk menunjang tugas dan tanggung jawab kita serta membantu bagian lain dan perusahaan secara keseluruhan untuk kemajuan bersama. Untuk mencapai target jangka pendek, harus bisa memanfaatkan segala sumber daya yang terjangkau yang dalam wewenang kita secara efektif untuk hasil kerja yang sebaik mungkin dan secepat mungkin.
Semua sumber daya yang ada harus dirawat, diperbaiki, dan dioptimalkan fungsinya, dan bahkan dicari cara untuk menambah fungsinya. Untuk efisiensi dan efektifitas secara keseluruhan, perlu juga mempertimbangkan untuk penambahan sumber daya atau menguranginya, dengan terlebih dulu menganalisa dan menilai semua faktor yang terkait.
9. Memanfaatkan semua media kontak mulai dari pertemuan dengan tamu secara langsung, kunjungan, telpon, fax, email, short messenger, video & audio call/messenger, website, jejaring sosial, iklan, brosur, media masa, dan lainnya yang mungkin, untuk kepentingan perusahaan dan untuk menjaga komunikasi yang baik dengan setiap orang yang berhubungan dengan perusahaan, baik customer, suplier, penanam modal, bank, pihak pemerintah, tetangga perusahaan, rekan sesama anggota organisasi yang diikuti oleh perusahaan, institusi pendidikan, dan masyarakat umum. Memanfaatkan semua itu untuk menjaga pelanggan dan menambah jaringan untuk mencapai pelanggan yang lebih luas, nama perusahaan lebih terkenal, dan untuk meningkatkan nilai dan image perusahaan.

"Sekolahku, Dulu dan Kini" SDN Klampokarum Oleh: Solikhatul Fatonah Kurniawati (Watiek)

SDN Klampokarum
Dear teman-teman semua
Saat ini ada sahabat kita yang sedang memperjuangkan komputer gratis untuk sekolah dasar di desanya. Mohon dukungannya dengan membuka dulu link:
facebook.com/bhinnekacom?v=app_4949752878 (kompetisi sudah ditutup)
Kemudian klik LIKE (Suka) pd tulisan NOMOR URUT 9, judul: “Sekolahku, Dulu dan Kini” by Solikhatul Fatonah Kurniawati
1 klik sangat berarti bagi sekolah tersebut, karena semakin banyak pemberian tanda LIKE (Suka) pada tulisan itu, akan semakin besar kemungkinan sekolah tersebut mendapatkan komputer GRATIS.
Mohon sebarkan pula info ini dengan tag (tandai) teman-teman anda. Trims.
SDN Klampokarum
SDN Klampokarum
SDN Klampokarum
SDN Klampokarum
"Sekolahku, Dulu dan Kini"
SDN Klampokarum
Oleh: Solikhatul Fatonah Kurniawati (Watiek)
Tak banyak yang bisa kuceritakan tentang sekolahku ini. Sekolahku, SD Negeri Klampokarum, terletak di desa Klampokarum, Kec.Tekung, Kab Lumajang, tempat dimana aku dan kedua orang tuaku membesarkanku dengan penuh kasih sayang.
Masih ku ingat saat pertama kali aku diantar nenekku pergi ke sekolah. Ketika sampai di sana, tampak murid-murid baru yang sama cemasnya denganku dalam memasuki sebuah lingkungan baru. Kenangan demi kenangan masih terekam erat di kepalaku. Dengan keterbatasan yang ada, kami, tetap semangat menggapai impian dan cita-cita.
Sekolahku terdiri dari tujuh ruangan kala itu. Enam ruangan dibagi untuk kelas 1 hingga kelas 6, dan 1 ruangan untuk ruang guru, merangkap ruang kepala sekolah, ruang sholat, perpustakaan, UKS, bahkan gudang. Tak ada guru untuk masing-masing bidang studi. Satu guru bisa melakukan one stop teaching untuk murid-muridnya. Benar-benar guru yang hebat menurutku.
Tiap tahun ajaran baru, para guru selalu cemas dengan jumlah murid yang mendaftar di sekolah. Para guru harus mengeluarkan energi tambahan untuk mendapatkan murid-murid baru agar sekolah kami tetap hidup. Keterbatasan fasilitas membuat sekolah ini semakin terpinggirkan. Mayoritas yang bersekolah di sekolah ini adalah murid-murid yang berasal dari kalangan bawah. Pekerjaan para orang tua murid sebagian besar adalah buruh tani ataupun tukang becak.
Tak ada yang membedakan semangat dan antusias para murid di desa kami dengan murid-murid di sekolah perkotaan. Mereka tetap anak-anak yang haus akan hal-hal baru, pengetahuan baru, dan informasi baru.
Kini, 16 tahun sudah sejak aku pindah ke Surabaya dan menetap di sana. Tak ada yang berubah dengan sekolahku ini. Keterbatasan masih terlihat disana-sini, bangku-bangku masih sama, ruang-ruang kelas masih sama, sungai di depan sekolahku pun masih tetap sama mengalir derasnya dengan semangat murid-murid di sekolah ini. Tiap melewati sekolahku ini, ada perasaan nostalgia yang indah ketika melihat murid-murid berlarian kesana-kemari, seolah melihat diriku di masa lalu.
Tiap kali aku pulang kampung, aku selalu bertanya perkembangan sekolahku kepada ibuku yang telah berpuluh tahun mendedikasikan hidupnya untuk mengajar di sekolah ini. Tiap tahun, ibuku bersama guru-guru yang lain masih saja harus gigih mengajak anak-anak di desa kami untuk bersekolah di tempatnya. Ibuku juga bercerita betapa ia bangga akan prestasi anak didiknya dalam berbagai lomba yang dikompetisikan dengan sekolah-sekolah perkotaan. Ada yang juara satu lomba tartil Al Quran, juara satu lomba mata pelajaran, juara satu khitobah, juara satu lomba volley, peraih NEM tertinggi tingkat kecamatan, dan berbagai prestasi lainnya. Binar kebanggaan itu memantul ke dalam hatiku. Ada rasa haru biru. Ternyata sekolah dengan segala keterbatasan fasilitas tetap mampu meraih prestasi. Aku pun semakin bersemangat mendengar berbagai cerita ibu tentang sekolahku.
Dulu, ketika aku masih sekolah di sekolah ini, tempat favoritku adalah perpustakaan. Perpustakaan dengan rak alakadarnya yang berisi buku-buku dongeng cerita rakyat Indonesia cukup menghiburku dan teman-temanku. Kini, setelah 16 tahun berlalu, tak ada yang berubah dengan perpustakaan itu. Buku-buku cerita rakyat tahun 70an yang kubaca waktu aku masih bersekolah dulu ternyata masih terjajar pula di rak perpustakaan sekolah sekarang ini. Kusam, menguning, bahkan ada beberapa bagian halaman yang lapuk dimakan usia. Tak ada buku baru yang warna-warni. Tak ada ensiklopedi. Dan yang pasti, tak pernah terlintas pula di benak murid-murid bahwa di luar sana terdapat aneka bacaan gratis berupa e-book yang bisa di akses melalui internet. Semuanya masih terasa jauh untuk dijangkau.
Bicara mengenai komputer, sudah tiga bulan ini murid-murid mendapatkan tambahan les komputer dengan membayar 14 ribu per bulan. Dengan tenaga pengajar dari lembaga komputer di kota, murid-murid tampak terkagum-kagum dengan benda berteknologi itu. Satu komputer dipakai beberapa murid sekaligus. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi para pengajar komputer dalam melatih murid-murid secara bergantian menggunakan komputer-komputer yang jumlahnya terbatas tersebut. Waktu belajar pun hanya 1 jam karena para murid harus bergiliran dari kelas satu hingga kelas 6. Ketika selesai, para pengajar pun membawa pulang komputer-komputer tersebut. Tak ada waktu bagi para murid untuk berlama-lama menjelajah dengan benda tersebut.
Aku melihat sendiri bagaimana rona kebahagiaan dan keceriaan terpancar dari mata mereka. Mata-mata yang kehausan akan hal baru. Seakan menemukan oase di padang pasir, mereka siap meneguk tetesan ilmu-ilmu baru yang datang ke desa kami.
Namun, ternyata kebahagiaan itu hanya sebentar. Ibuku bercerita bahwa ada sebagian murid tidak bisa melanjutkan untuk mengikuti pelajaran les komputer karena para orangtua mereka terlalu terbebani dengan biaya bulanan 14 ribu tersebut. Sungguh amat disayangkan memang jika kesempatan dan semangat bereksplorasi harus putus di tengah jalan karena alasan biaya.
Aku pribadi tidak bisa berbuat banyak untuk mereka, selain sekedar membagikan buku-buku cerita/dongeng yang kubeli saat obral di pameran buku di Surabaya. Itu sudah cukup membahagiakan murid-murid yang juga haus akan bacaan-bacaan dan ilmu pengetahuan.
Inilah alasan bagiku untuk mengajukan sekolahku mendapatkan komputer gratis. Harapannya, dengan adanya komputer di sekolah, murid-murid bisa dengan leluasa bereksplorasi dengan berbagai pengetahuan dan teknologi informasi. Komputer juga bisa memudahkan para murid dalam mengakses internet sehingga wawasan mereka semakin luas.
_________________________
Dear teman-teman semua
Saat ini ada sahabat kita yang sedang memperjuangkan komputer gratis untuk sekolah dasar di desanya. Mohon dukungannya dengan membuka dulu link:
facebook.com/bhinnekacom?v=app_4949752878 (kompetisi sudah ditutup)
Kemudian klik LIKE (Suka) pd tulisan NOMOR URUT 9, judul: “Sekolahku, Dulu dan Kini” by Solikhatul Fatonah Kurniawati
1 klik sangat berarti bagi sekolah tersebut, karena semakin banyak pemberian tanda LIKE (Suka) pada tulisan itu, akan semakin besar kemungkinan sekolah tersebut mendapatkan komputer GRATIS.
Mohon sebarkan pula info ini dengan tag (tandai) teman-teman anda di facebook. Trims.

Semakin banyaknya kompetitor, khususnya yang datang dari luar negeri, tidak selalu direspon untuk keluh kesah

Surabaya - Semakin banyaknya kompetitor, khususnya yang datang dari luar negeri, tidak selalu direspon untuk keluh kesah. Beberapa perusahaan justru melihat perkembangan itu sebagai peluang untuk memperkuat posisi pasar dengan meningkatkan kualitas produk.
Sikap positif itu juga ditunjukkan PT Asian Profile Indosteel (API), produsen baja tulangan beton. Perusahaan yang berpusat di Margomulyo, Surabaya, tersebut terus meningkatkan standar mutu dengan menambah sertifikat mutu ISO. Yang terbaru, API mendapat pengakuan sertifikasi mutu ISO 9001:2008 untuk sistem kualitas manajemen dari perusahaan survei terkemuka, Lloyd's Register Quality Assurance.
"Proses cukup sulit, saya dan seluruh manajemen harus bekerja keras untuk memenuhi permintaan data dari Lloyd's," ungkap Sukianto Widjaja, komisaris API, di kantornya akhir pekan lalu.
Dengan sertifikasi ISO terbaru tersebut, lanjut Sukianto, API memberikan jaminan ke konsumen bahwa produknya telah memenuhi standar internasional. "Kami memang berusaha terus memenuhi semua ketentuan mutu di perdagangan internasional agar konsumen puas dengan produk kami," ujarnya.
Saat ini API memiliki kapasitas produksi hingga 7.000 metrik ton (MT) per bulan dengan variasi produk yang terus bertambah. Pada saat awal berproduksi pada 1999, API membuat besi beton polos, kemudian terus berkembang ke produk lain, yaitu besi profil dan besi nako, besi ulir, dan pelat strip serta billet.
Pasar  yang dilayani juga meluas. Kini hampir seluruh kota besar di Indonesia Timur sudah ditembus tim marketing API. Bahkan, beberapa proyek infrastruktur pemerintah skala besar juga mulai menggunakan produk API. "Jawa Timur tentu pasar terbesar, namun permintaan dari luar Jawa seperti Banjarmasin dan Makasar juga terus meningkat," ungkap Sukianto, pemimpin generasi kedua dalam menjalankan perusahaan yang didirikan ayahnya tersebut.
Dengan terus menjaga perusahaan agar menghasilkan baja olahan berkualitas, Sukianto berharap konsumen semakin sadar soal mutu.
"Kami saat ini aktif mengedukasi pasar agar tidak hanya terpaku pada harga dalam memilih baja tulangan, namun juga mutu dan daya tahan," ujarnya. Sebab, dengan harga yang murah namun masa pakainya pendek, total nilainya jadi mahal. Edukasi pasar itu mulai berhasil, bahkan beberapa konsumen sudah datang langsung ke kantor API untuk mengonfirmasi produk baja tulangan yang mereka butuhkan.
Sayang, kesadaran itu kurang didukung pemborong-pemborong proyek yang kurang bertanggung jawab. Mereka masih menggunakan baja tulangan kualitas kelas dua untuk meraup untung besar. "Ini sangat kami sayangkan. Bukan karena semata-mata produk kami tak terbeli, tindakan itu juga sangat merugikan masyarakat," ujar Sukianto. Bangunan yang menggunakan baja tulangan kualitas rendah tentu akan mudah rusak sehingga berumur pendek.
Atas banyaknya produk baja tulangan kelas dua tersebut, Sukianto berharap pemerintah semakin ketat melakukan pengawasan kualitas bangunan hasil proyek yang pengerjaannya dengan proses tender. Sebab, dengan mekanisme tender yang mengutamakan penawaran nilai proyek  terendah, maka pemborong cenderung mencari bahan baku kualitas rendah juga. "Jika kepedulian pemerintah itu ada, maka kami sebagai produsen siap memasok dengan produk baja beton yang berkualitas dan bisa dipertanggungjawabkan daya tahannya," katanya.
Sumber: Jawa POS 31 Januari 2011










 
© 2011 Terus Belajar Berbagi Kebaikan | www.jayasteel.com | Suwur | Pagar Omasae | Facebook | Rumah Suwur