BIBIT LELE UNGGUL Temuan Siswa SMK Negeri 1 Sukorambi Jember
Menjelang akhir tahun 2011 ini, SMKN 1 Sukorambi Jember kembali mendapatkan pujian. Ini karena, sekolah tersebut berhasil meraih prestasi yang cukup spektakuler atas pengembangan inovasi genetika perikanan hasil persilangan antara jenis lele Afrika dan lele Python.Pengembangan inovasi baru ini cukup menakjubkan karena hasil yang diperoleh berbeda dengan jenis ikan lele pada umumnya, khususnya pada warna kulitnya yang cenderung berbintik-bintik dan ini merupakan satu-satunya di Indonesia. Sehingga dari temuan baru yang diusung pada acara pameran inovasi teknologi SMK se Indonesia di Mataram Nusa Tenggara Barat ini, SMKN 1 Sukorambi banyak mendapat dukungan dan ucapan selamat dari Direktorat PSMK Departemen Pendidikan Nasioanal dan berharap pada sekolah lain untuk melakukan langkah yang sama.
Kepala SMKN 1 Sukorambi Jember, Drs Rinoto MM mengatakan, jenis ikan lele hasil persilangan dua indukan lele Afrika dengan lele Python itu merupakan karya besar yang dilakoni langsung oleh guru dan siswa. Karya besar ini tidak lepas dari keuletan dari para guru dan siswa untuk selalu berinovasi dan berimprovisasi di sector perikanan yang hasilnya dapat dipersembahkan untuk peningkatan budidaya perikanan sekaligus untuk kesejahteraan masyarakat.
“Karena hal ini merupakan temuan baru dengan standar teknisi tingkat pertumbuhan lebih cepat dari pada lele yang lain. Dalam waktu dekat ini akan dihakpatenkan kepada pemerintah, agar temuan itu tidak disalahgunakan oleh elemen lain,” tandasnya.
Mengenai nama untuk lele varietas baru hasil temuannya yang belum diberi nama itu, Rinoto menyatakan, pihak sekolah saat ini tengah berusaha mencari nama yang tepat sebagai bentuk aplikasi hebat dari para guru dan siswa yang telah bekerja secara serius. Dia juga berharap, kegiatan pengkajian dan penelitian untuk temuan-temuan seperti itu bisa lebih diintensifkan, tidak hanya pada jenis ikan lele, tapi pada ikan jenis yang lain.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Kemasyarakatan, Ir Rudy Nur Buana, M.Si, menambahkan, ikan lele hasil persilangan yang berhasil dikembangkan memiliki keunggulan yang berbeda dengan lele pada umumnya. Diantaranya daya tetas mencapai 95%, tingkat pertumbuhan lebih cepat yang bisa panen dalam waktu kurang lebih 3 bulan mulai dari telur menetas.
Ketua Jurusan Agribisnis Perikanan SMKN 1 Sukorambi Jember, Moh Sholeh, mempredikasi bibit baru lele hasil inovasi SMKN 1 Sukorambi, akan memenuhi pasokan pasar ikan segar. Mengingat 1 pasang indukan ikan lele mampu menghasilkan sekitar 50 ribu anakan atau benih.
Sementara Plt Kabag Humas Pemkab Jember, Drs Joko Soponjono, M.Si, mengungkapkan rasa kagumnya atas upaya yang dilakukan SMKN I Sukorambi. Hasil inovasi seperti ini kata Joko, sebisa mungkin terus dikembangkan ke jenis ikan yang lain.
Sehingga dengan langkah seperti ini, Kabupaten Jember pada masa yang akan datang, bisa menjadi sentra pengembangan ikan untuk konsumsi. “Ini sangat membanggakan dan menguntungkan masyarakat, terutama petani ikan, karena dengan varietas baru ini, peluang petani untuk mendapatkan keuntungan akan semakin terbuka,” (mc_humas/pemkab).
Lele Unggul Hasil Persilangan Itu Belum Punya Nama
Satu lagi bukti kemampuan sekolah kejuruan untuk bersaing ditunjukkan
SMKN 1 Sukorambi Jember.Sekolah tersebut berhasil mengembangkan inovasi
genetika perikanan dengan persilangan antara jenis Lele Afrika dan Lele
Python.
Pengembangan inovasi baru ini cukup menakjubkan karena hasil yang
diperoleh berbeda dengan jenis ikan lele pada umumnya,khususnya warna
kulit yang berbintikbintik. Ini merupakan satu-satunya di Indonesia. Itu
sebabnya,hasil inovasi tersebut dibawa ke pameran inovasi teknologi SMK
se-Indonesia di Mataram Nusa Tenggara Barat.Dalam acara tersebut, SMKN 1
Sukorambi banyak mendapat dukungan dan ucapan selamat dari Direktorat
PSMK Kementerian Pendidikan Nasioanal.
Kepala SMKN 1 Sukorambi Rinoto menjelaskan,lele hasil persilangan dua indukan, yaitu lele Afrika dengan lele Python itu merupakan karya besar guru dan siswa.Hasil ini tak lepas dari keuletan dari para guru dan siswa untuk selalu berinovasi dan berimprovisasi di sektor perikanan yang hasilnya dapat dipersembahkan untuk peningkatan budidaya perikanan sekaligus untuk kesejahteraan masyarakat.
”Ini merupakan temuan baru dengan standar teknis tingkat pertumbuhannya lebih cepat dari pada lele unggulan yang lain.Dalam waktu dekat, ini akan dihak patenkan kepada pemerintah,agar temuan itu tidak disalahgunakan oleh pihak lain,”kata Rinoto. Saat ini,SMKN 1 Sukorambi belum memberi nama atas lele varietas baru tersebut.Rinoto mengatakan,sekolah saat ini tengah berusaha mencari nama yang tepat.
Dia berharap,kegiatan pengkajian dan penelitian untuk temuan-temuan seperti itu bisa lebih diintensifkan, tak hanya pada jenis lele, tapi pada ikan jenis yang lain. Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Kemasyarakatan Rudy Nur Buana menambahkan,ikan lele hasil persilangan yang berhasil dikembangkan itu memiliki keunggulan yang berbeda dengan lele pada umumnya.
”Daya tetasnya bisa mencapai 95%,tingkat pertumbuhan lebih cepat yang bisa panen dalam waktu kurang lebih 3 bulan mulai dari telur menetas,”terang Rudy. Ketua Jurusan Agribisnis Perikanan SMKN 1 Sukorambi Moh Sholeh mempredikasi bibit baru lele hasil inovasi ini akan mampu memenuhi pasokan pasar ikan segar.Mengingat 1 pasang indukan ikan lele mampu menghasilkan sekitar 50 ribu anakan atau benih.
”Ke depan Jember bisa menjadi potensi masa yang akan datang untuk sentra pengembangan ikan konsumsi. Ini sangat membanggakan dan menguntungkan masyarakat, terutama petani ikan,karena dengan varietas baru ini,peluang petani untuk mendapatkan keuntungan akan semakin terbuka,”kata Sholeh. P JULIATMOKO Jember
Kepala SMKN 1 Sukorambi Rinoto menjelaskan,lele hasil persilangan dua indukan, yaitu lele Afrika dengan lele Python itu merupakan karya besar guru dan siswa.Hasil ini tak lepas dari keuletan dari para guru dan siswa untuk selalu berinovasi dan berimprovisasi di sektor perikanan yang hasilnya dapat dipersembahkan untuk peningkatan budidaya perikanan sekaligus untuk kesejahteraan masyarakat.
”Ini merupakan temuan baru dengan standar teknis tingkat pertumbuhannya lebih cepat dari pada lele unggulan yang lain.Dalam waktu dekat, ini akan dihak patenkan kepada pemerintah,agar temuan itu tidak disalahgunakan oleh pihak lain,”kata Rinoto. Saat ini,SMKN 1 Sukorambi belum memberi nama atas lele varietas baru tersebut.Rinoto mengatakan,sekolah saat ini tengah berusaha mencari nama yang tepat.
Dia berharap,kegiatan pengkajian dan penelitian untuk temuan-temuan seperti itu bisa lebih diintensifkan, tak hanya pada jenis lele, tapi pada ikan jenis yang lain. Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Kemasyarakatan Rudy Nur Buana menambahkan,ikan lele hasil persilangan yang berhasil dikembangkan itu memiliki keunggulan yang berbeda dengan lele pada umumnya.
”Daya tetasnya bisa mencapai 95%,tingkat pertumbuhan lebih cepat yang bisa panen dalam waktu kurang lebih 3 bulan mulai dari telur menetas,”terang Rudy. Ketua Jurusan Agribisnis Perikanan SMKN 1 Sukorambi Moh Sholeh mempredikasi bibit baru lele hasil inovasi ini akan mampu memenuhi pasokan pasar ikan segar.Mengingat 1 pasang indukan ikan lele mampu menghasilkan sekitar 50 ribu anakan atau benih.
”Ke depan Jember bisa menjadi potensi masa yang akan datang untuk sentra pengembangan ikan konsumsi. Ini sangat membanggakan dan menguntungkan masyarakat, terutama petani ikan,karena dengan varietas baru ini,peluang petani untuk mendapatkan keuntungan akan semakin terbuka,”kata Sholeh. P JULIATMOKO Jember
0 komentar:
Posting Komentar